Sabtu, 22 Oktober 2011

06# Banjare Dhewek

Riwayat berdirinya Kabupaten Bajarnegara disebutkan bahwa seorang tokoh masyarakat yang bernama Kyai Maliu sangat tertarik akan keindahan alam di sekitar Kali Merawu selatan jembatan Clangkap. Keindahan tersebut antara lain karena tanahnya berundak, berbanjar sepanjang kali. Sejak saat itu, Kyai Maliu kemudian mendirikan pondok/rumah sebagai tempat tinggal yang baru. Dari hari ke hari kian ramai dengan para pendatang yang kemudian mendirikan rumah disekitar tempat tersebut sehingga membe
ntuk seatu perkampungan. Kemudian perkampungan yang baru dinamai “BANJAR” sesuai dengan daerahnya yang berupa sawah yang berpetak-petak. Atas dasar musyawarah penduduk desa baru tersebut Kyai Maliu diangkat menjadi Petinggi (Kepala desa), sehingga kemudian dikenal dengan nama “Kyai Ageng Maliu Pertinggi Banjar”. Keramian dan kemajuan desa Banjar di bawah kepemimpinan Kyai Ageng Maliu semakin pesat tatkala kedatangan Kanjeng Pangeran Giri Wasiat, Panembahan Giri Pit, dan Nyai Sekati yang sedang mengembara dalam rangka syiar agama Isalam. Ketiganya merupakan putra Sunan Giri, raja di Giri Gajah Gresik yang bergelar Prabu Satmoko. Sejak kedatangan Pengeran Giri Pit, Desa Banjar menjadi pusat pengembangan agama Isalam dan menjadi desa Banjar.Karena kepemimpinannya itulah Desa Banjar semakin berkembang dan ramai. Desa Banjar yangdidirikan oleh Kyai Ageng Maliu inilah pada akhirnya menjadi cikal bakal Kabupaten Banjarnegara.(Disadur dari Buku Banjarnegara, Sejarah dan Babadnya,Obyek Wisata dan Seni Budaya yang disusun oleh Drs. Adi Sarwono, disusun kembali oleh Sekretariat Panitia HUT RI dan Hari Jadi ke-175 Banjarnegara 2006).

KABUPATEN BAJAR WATU LEMBU BERDASARKAN SILSILAH DAN SEJARAH BAYUMAS

Setelah Adipati Manguntudo I wafat, disebutkan bahwa pengganti Bupati Bajar Petambakan adalah puteranya yang bergelar R. Ngabehi Mangunyudo II, yang dikenal dengan R. Ngabehi Mangunyudo Sedo Mukti.
Diera kepemimpinannya, Kabupaten dipindahkan ke sebelah Barat Sungai Merawu dengan nama Kabupaten Banjar Watu Lembu Pertama, yang kemudian digantikan oleh puteranya, bergelar Kyai R. Ngabei Mangunyudo III yang kemudian berganti nama menjadi Kyai R. Ngabei Mangunbroto,Bupati Anom Banjar Selolembu. Masih dari sumber yang sama, R. Ngabei Mangunbroto wafat karena bunuh diri.
Pengganti adalah R.T. Mangunsubroto yang memerintah Kabupaten Banjar Watu Lembu (Banjar selo Lembu).
R. Ngabei Mangunyudo II merupakan Bupati Banjar Watu Lembu Pertama, yang kemudian digantikan oleh puteranya, bergelar Kyai R. Ngabei Mangunyudo III yang kemudian berganti nama menjadi Kyai R. Ngabei Mangunyudo, Bupati Anom Banjar Selolembu. Masih dari sumberyang sama R. Ngabei Mangunbroto wafat karena bunuh diri.Penggantinya adalah R.T.Mangunsubroto yang memerintah Kapubaten Banjar Watulembu sampai tahu 1931. Karena Kabupaten Banjar Watulembu sangat antipati terhadap Belanda, setelah perang Diponegoro di mana kemenangan dipihak Belanda, Kabupaten Banjar Watulembu diturunkan statusnya menjadi Distrik dengan dua penguasa yaitu R. Ngabei Mangunsubroto dan R. Ng. Ranudirejo.

KABUPATEN BAJAR WATU LEMBU BERDASARKAN SILSILAH KETURUNAN R. NGABEI BANYAKWIDE

Dalam sumber sejarah disebutkan bahwa yang menggantikan Mangunyudo I adalah R. Ngabehi Kenthol Kertoyudo yang kemudian bergelar R. Ngabehi Mangunyudo II. Dalam perang Diponegoro lebih dikenal dengan R. Tumenggung Kertonegoro III atau Mangunyudo Mukti. Pada masa pemerintahan, Kabupaten dipindahkan ke sebelah Barat Sungai Merawu dan kemudian dinamakan Kabupaten “Banjar Watulembu“.
Sikap Adipati Mangunyudo II yang sangat anti terhadap Belanda dan bahkan turut memperkuat pasukan Diponegoro dalam perang melawan Belanda (di mana perang tersebut berakhir dengan kemenangan di pihak Belanda), berakibat R.Ngabei Mangunyudo II dipecat sebagai Bupati Banjar Watulembu, dan pada saat itu pula status Kabupaten Banjar Watulembu diturunkan menjadi Distrik dengan dua penguasa yaitu R. Ngabei Mangun Broto dan R. Ngabei Ranudirejo. Terlepas sumber yang benar, para pemimpin/Bupati Banjar mulai Mangunyudo I sampai yang terakhir Mangunsubroto atau Mangunyudo II, semua anti penjajah Belanda.

KABUPATEN BANJAR PETAMBAKAN

Kyai Ngabehi Wiroyodo merupakan Bupati Banjar Petambakan pertama yang memerintah pada kurang lebih tahun 1582 (meihat pendirian Pendopo Kabupaten Banyumas di Kejawaran oleh Warga Hutomo II,yang merupakan salah satu pecahan dari Kabupaten Wirasaba tercatat tahun 1582).
Namun siapa pengganti Kyai Ngabei Wiroyudo sampai R. Ngabehi Banyakwide diangkat sebagai Kliwon Banyumas yang bermukim dibanjar Petambakan tidak diketahui, karena tidak ada/belum ditemukan sumber/catatan tertulis. Ada kemungkinan Kabupaten Banjar Petambakan di bawah Kyai Ngabei Wiroyuda tidak berkembang seperti halnya Kabupaten Merden yang diperintah R. ngabei Wirakusuma.Tidak demikian halnya dengan Kabupaten Banyumas (Daerah Kejawar) di bawah pemerintahan R. Adipati Wargo Hutomo II yang bertahan dan terus berkembang.
R. Banyakwide adalah putra R. Tumenggung Mertoyudan (Bupati Banyumas ke 4). Dari sini terlihat bahwa seama 3 (tiga) periode kepemimpinan Bupati di Kabupaten Banyumas (setelah Wargo Hutomo II) sampai dengan Bupati ke 4 (R.T. Mertoyudo), Kabupaten Banjar Petambakan tidak tercatat ada yang memerintah. Karena cukup lama tidak ada yang memerintah, maka setelah diangkatnya R. Banyakwide sebagai Kliwon Banyumas tetapi bermukim di Banjar Petambakan, ada yang menyebut Banyakwide adalah Bupati Bajar Petambakan Pertama setelah Pemerintahan Ngabehi Wiroyudo.
R. Banyakwide mempunyai 4 (empat) putra, yaitu :
  1. Kyai Ngabei Mangunyudo
  2. R. Kenthol Kertoyudo
  3. R. Bagus Brata
  4. Mas Ajeng Basiah
Sepeninggal R. Banyakwide Kabupaten Banjar Petambakan diperintah oleh R. Ngabei Mangunyudo I yang kemudian dikenal dengan julukan Hadipati Mangunyudo sedo Loji (Benteng), karena beliau gugur di loji saat perang melawan Belanda di Kertosuro.
Kebenciannya terhadap Belanda ditunjukan sewaktu ada geger perang Pracino (pecinan) yaitu pemberontakan oleh bangsa Tionghoa kepada VOC saat Mataram dipimpin Paku Buwono II.
R. Ngabehi Mangunyudo I sebagai Bupati manca minta ijin untuk menghancurkan Loji VOC di Kertasura. Paku Buwono II mengijinkan dengan satu permintaan agar R. Ngabehi Mangunyudo tidak membunuh pasangan suami istri orang Belanda yang berada di Loji paling atas.
Akhirnya perangpun terjadi antara prajurit Mangunyudo I dengan pasukan VOC (tahun 1743). Melihat prajuritnya banyak yang tewas, Adipati Mangunyudo I marah, seluruh penghuni Loji dibunuhnya, bahkan beliu lupa pesan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Melihat masih ada orang Belanda yang masih hidup di bagian atas Loji, maka R.Mangunyudo I mengejar dan berusaha membunuh pasangan suami istri orang Belanda, yang sebenarnya adalah Pakubowono II dan Permasuri yang sedang menyamar. Merasa terancam jiwanya, Pakubuwono II akhirnya membunuh Adipati Mangunyudo I yang sedang kalap di Loji VOC tersebut. Sebab itulah kemudian Adipati Mangunyudo I dikenal dengan sebutan Adipati Mangunyudo Sedo Loji.

KABUPATEN BANJARNEGARA

Karena selama perang Diponegoro dapat mengatasi pasukan Pangeran Diponegoro yang dibantu oleh pasukan dari Kabupaten Banjarwatulembu yang dibantu oleh pasukan Kabupaten (pada waktu itu terdapat ikatan perjanjian dengan Ngabei di Purbolinggo dan kemudian diangkat menjadi Tumenggung selama 25 tahun, oleh Belanda diusulkan menjadi Bupati Banjar ( Banjar Watulembu). Setelah mendapat ijin, maka berdasarkan Resolutie Governeur General Buitenzorg tanggal 22 Agustus 1831 Nomor I, maka Raden Tumenggung Dipoyudho IV resmi menjabat Bupati Banjar Watulembu.
Beberapa saat setelah pengangkatannya, Raden Tumenggung Dipoyudho IV meminta ijin kepada Paku Buwana VII di Kasunanan Surakarta untuk memindahkan kota kabupaten ke sebelah selatan Sungai Serayu. Setelah permintaan tersebut dikabulkan, maka dimulailah pembangunan kota kabupaten yang semula berupa daerah persawahan. Untuk mengenang asal mulai Kota Kabupaten baru yang berupa persawahan dan telah dibagun menjadi kota, oleh Raden Tumenggung Dipoyudho IV, Kabupaten Baru tersebut diberi nama “BANJARNEGARA” ( mempunyai maksud Sawah=Banjar, berubah menjadi kota=negara0 sampai sekarang. Setelah segala sesuatu siap, Raden Tumenggung Dipoyudo IV sebagai Bupati beserta semua pegawai Kabupaten pindah dari Banjar Watulembu ke kota yang baru Banjarnegara. Dikarenakan pada saat pengangkatannya status Kabupaten Bajar  Watulembu yang terdahulu telah dihapus, maka Raden Tumenggung Dipoyudho IV dikenal sebagai Bupati Banjarnegara I (Pertama). Peristiwa Pengangkatan Raden Tumenggung Dipoyudho IV pada tanggal 22 Agustus 1831 sebagai Bupati Banjarnegara inilah yang dijadikan dasar untuk menetapkan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara, yaitu dengan Keputusan Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara tanggal 1 Juli 1981 dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Banjarnegara Nomor 3 Tahun 1994 Tentang Hari Jadi Kabupaten Banjarnegara.

BUPATI BANJARNEGAR DARI PERIODE KE PERIODE

I. Nama/Gelar : K.R.T. Dipoyudho IV
Masa Jabatan : 1831-1846
Riwayat : Ketika kecil bernama Kadirman, kemudian menjadi Mantri Anom dan Kanjeng susuhunan Paku Buwana IV dianugerahi nama atmo Sukaryo. Sebelum menjadi Bupati Bajarnegara pernah diangkat menjadi Ngabei di Purbalinggo selama 3 tahun, bergelar Dipoyudha IV selanjutnya diangkat menjadi BupatiAyah selama 25 tahun.
II. Nama/Gelar : K.R.T. Dipodiningrat
Masa Jabatan : 1846-1878
Riwayat singkat : Putra R.T. Dipoyudha IV, wafat tahun 1878 dan dimakamkan dibelakang Masjid Agung Banjarnegara.
III. Nama/Gelar : K.R.T. Joyonegoro I
Masa Jabatan : 1878-1896
Riwayat singkat : Putra R.T. Kalapaking, Bupati Panjer yang waktu muda bernama R. Atmodipura. Sebelumnya pernah menjabat patih Purworejo. Dari Pemerintah Belanda mendapat Ganjaran pangkat “Adipati” dan Bintang Mas.Wafat Tahun 1896, dimakamnkan di Kuwondo Giri( Blambangan, Banjarnegara).
IV. Nama/Gelar : K.R.T. Joyonegoro II
Masa Jabatan : 1896 – 1927
Riwayat singkat : Putra R.T. Joyonegoro I, waktu muda bernama R.M. Joyomiseno pernah menjabat Wedana Singamerta. Dari Pemerintah Belanda mendapat Ganjaran pangkat “Adipati Arya”, Payung Emas, Bintang Emas Besar Officer Oranye, Pensiunan pada tahun 1927.
V. Nama/Gelar : Kanjeng Raden Adipati Ario Sumitra Kalapaking Purbalingga
Masa Jabatan : 1927 – 1957
Riwayat singkat : Mendaptkan anugrah dari Pemerintah Belanda “Tumenggung Aria”. Beliau mengalami tiga peralihan kekuasaan : Belanda, Jepang dan Republika Indonesia dengan tiga sebutan pula : Kanjeng Gusti Bupati, Bandara Ken-Cho, dan Bapak Bupati.
VI. Nama/Gelar : Raden Sumarto
Masa Jabatan : 1949 -1959
Riwayat singkat : Menjabat Bupati Kepala Daerah Swastantra Tingkat II Banjarnegara.Wafat tahun 1980, dimakamkan di makam Bergota, Candilama Semarang.
VII. Nama/Gelar : Mas Soejirno
Masa Jabatan : 1960 – 1967
Riwayat singkat : Lahir di Sokaraja Wetan,Tanggal 15 Desember 1911.Pendidikan MULO tahun 1030.
VIII. Nama/Gelar : Raden Soedibjo
Masa Jabatan : 1967 – 1973
Riwayat Singkat : Lahir di Karangjambu Purwokerto, tanggal 12 Maret 1923. Sebelumnya menjabat Komando KODIM 0704.
IX. Nama/Gelar : Drs. Soewardji
Masa Jabatan : 1973 – 1980
Riwayat Singkat : Pendidikan APDN Malang tahun 1952. Doktoral Sospol Universitas Negeri Yogyakarta tahun 1966. Sebelumnya menjabat Sekertaris Wilayah Daerah Kabupaten Dati II Magelang.
X. Nama/Gelar : Drs. Winarno Suryo Adisubrata
Masa Jabatan: 1980 – 1986
Riwayat singkat : Lahir si Sala tanggal 14 Oktober 1936. Pendidikan APDN Malang tahun 1959, Doktoral Fakultas Sospol Universitas Hasanudin Makassar tahun 1963, sebelumnya menjabat Bupati Demak.
XII. Nama/Gelar : H. Endro Suwaryo
Masa Jabatan : 1986 – 1991
Riwayat Singkat : Pendidikan Institut Pendidikan Guru (IPG) tahun 1964. Sebelumnya menjabat Kepala Bidang Pendidikan Masyarakat Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Tengah.
XII. Nama/Gelar : Drs. H.Nurachmad
Masa jabatan : 1991 – 2001
Riwayat singkat : Lahir di Kendal, tanggal 3 Mei 1040, Pendidikan Fakultas Ekonomi UGM tahun 1970. Sebelum menjabat Sekertaris Wilayah Daerah Kabupaten Dati II Kendal.
XIII. Nama/Gelar : Drs. Ir.H. Djasri,MM.MT.
Masa Jabatan : 2001-2006
Riwayat singkat : Lahir di Demak tanggal 2 Desember 1955.Riwayat pendidikan : IKIP Semarang (S1) tahun 1983. Teknik Sipil Unwiku Purwokerto (S1) tahun 1994, Magister Manajemen SDM Universitas Jendral Soedirman (Pasca Sarjana) tahun 2005. Sebelumnya pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga.
XIV. Nama/Gelar : Drs. Ir.H. Djasri,MM.MT.
Masa Jabatan : 2007-2012
Riwayat singkat : Lahir di Demak tanggal 2 Desember 1955.Riwayat pendidikan : IKIP Semarang (S1) tahun 1983. Teknik Sipil Unwiku Purwokerto (S1) tahun 1994, Magister Manajemen SDM Universitas Jendral Soedirman (Pasca Sarjana) tahun 2005. Sebelumnya pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Purbalingga.


Nomor Lima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar